Ustadz Jefri Al Buchori (Foto - Facebook Jefri Al Buchori) |
Jumat , 26 April 2013 pagi itu kusetel televisi untuk mendengar berita-berita terkini terjadi.Saat mendengar berita
meninggalnya Ustadz Jeffry Al Bukhori, merasa tidak percaya, masak sich
Uje meninggal? Lalu aku memindahkan channel untuk mencari berita
kebenaran meninggalnya Uje. Ternyata benar Uje telah berpulang ke
Rahmatullah Jumat dini hari Pk.02.00 wib di rumah sakit setelah motor gede yang dikendarai Uje menabrak pohon.
Kepergian
Almarhum Uje meninggalkan banyak kenangan bagi kaum muslimin, karena
Uje merupakan seorang Ustadz Gaul yang dapat diterima di semua kalangan
usia. Dan pada hari Jumat setelah ibadah sholat Jumat hampir semua
televise meliput acara prosesi persemayaman terakhir dari Masjid
Istiqlal hingga pemakamannya di TPU Karet. Dari liputan di televise
terlihat banyak jamaah yang mengiringi Almarhum Uje, ini membuktikan
bahwa Uje adalah sosok Ustadz yang sangat dicintai umatnya.
Tiada
terasa air mata menetes saat melihat liputan prosesi pemakamannya dan
pemutaran ulang Almarhum Uje In Memoriam, banyak pelajaran kisah hidup
Uje yang memberi inspirasi kita, bahwa pada dasarnya kita semua kembali
ke Allah SWT.
Pada
setiap ceramah Almarhum Uje selalu menyanyikan lagu Sepotong Kayu yang
isinya mengenai tentang hidup 1000 tahun kalau tidak sholat tidak ada
artinya.
Pada
masa yang lalu saatku masih lajang, di dalam pencarian jati diri dan
hingga suatu saat aku merasa seperti kehilangan jati diriku pada kisaran
tahun 2001-2005.Dan pada tahun 2006 pada saat menonton ceramah Almarhum
Uje pertama kali di televisi, hatiku merasa tersentak, karena beliau
mengingatkanku akan ibadah sholat yang selama ini aku kerjakan tidak
teratur bahkan sering bolong-bolong.Apalagi dengar alunan beliau yang
sangat melengking dalam membaca ayat Al Quran membuatku terinspirasi
bahwa aku harus berubah. Inilah aku harus kembali ke Allah untuk ibadah
dengan baik.
Akhirnya
mulai sejak itulah aku selalu mendengarkan ceramah-ceramah beliau di
televisi dan tahun 2012 yang lalu beliau sempat mengisi tausyiyah di
Masjib Al Fattah Taman Griya Jimbaran, walaupun aku tidak dapat melihat
dari dekat, tapi ceramah-ceramah beliau sangat mudah dimengerti dan
suatu saat aku ingin melihat penampilan beliau lagi kalau datang ke
Bali, namun takdir berkehendak lain, beliau telah dipanggil kehadapan
sang Illahi untuk selama-lamanya. Selamat Jalan Ustadz Jeffri Al Bukhori
semoga arwah beliau diterima di sisi Allah SWT. Ustadz Jeffri Al
Bukhori menjadikan inspirasi hidupku .
Jimbaran, 27 April 2013
Fibri Aryanto,A.Md