Jumat, 19 Oktober 2012

Awal Mula Belajar Sedekah

Pada waktu itu tahun 2005-2006 kehidupanku boleh dikatakan tidak teratur, uang dari gaji cepat abis sebelum habis bulannya. Itu karena aku tidak dapat mengatur manajemen pengeluaranku.Dari hasil gajiku, aku tidak bisa membeli barang-barang berharga ataupun memiliki tabungan. Dan kondisi keadaanku tidak stabil, banyak gejolak yang terjadi dalam kehidupanku. Ibadahku pun tidak teratur, sering bolong-bolong sehingga perolehan tambahan rezekipun menjadi seret. Aku pun masih merasa pelit untuk memberikan sebagian hartaku bagi orang-orang yang membutuhkan. Memberi sedekah pada pengemis tidak pernah, menginfakkan di masjid juga tidak pernah. Sehingga jodohku pun terasa sangat lambat dan sangat jauh dariku.
Dari berbagai kejadian dan kejadian yang menimpaku hingga suatu saat aku pernah mengalami kecelakaan dimana kecelakaan tersebut masih membawa trauma bagiku untuk bepergian keluar malam dengan mengendarai motor. Dengan terjatuhnya aku dari sepeda motor di depan masjid suci di bilangan kota Denpasar, karena bertabrakan hingga memaksaku mengeluarkan sejumlah dana untuk pengobatan kepada pengendara sepeda motor satunya yang menjadi korban, menyadarkanku bahwa aku masih di sayang Allah SWT dan diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Dengan kejadian tersebut, mulailah aku menata kehidupanku kembali dari nol, aku pun secara tidak sengaja sering membeli majalah Hidayah yang berisikan kisah-kisah hidup orang yang mendapatkan balasan dari Allah SWT karena perbuatan di masa lalunya dan kemudian kisah-kisah teladan yang ada dimajalah di sinetronkan di Trans TV melalui acara Hidayah. Akupun juga menonton acara Rahasia Illahi yang setelah selesai diberikan beberapa wejangan dari Ustadz Arifin Ilham. Hatikupun merasa bergetar karena merinding akan kejadian-kejadian dan akibat dari perbuatan-perbuatan di masa lalu.
Kemudian aku mulai secara bertahap melaksanakan sholat secara lengkap 5 waktu dan berusaha untuk belajar disiplin. Terasa berat memang, tapi aku harus bisa dan harus. Mulailah aku secara aktif mengikuti tausyiyah melalui TV seperti dari Ustadz Jefri maupun Ustadz Yusuf Mansur. Dari Ustadz Jefri yang dikenal dengan Uje, aku mendapatkan semangat untuk memperbaiki diri setelah mendengar dan mengetahui kisah hidup Uje dari masih menjadi artis hingga menjadi Ustadz seperti sekarang ini.
Sedangkan dari Ustadz Yusuf Mansur, aku mendapatkan pencerahan mengenai sedekah, dimana dengan sedekah kita akan menjadi kaya sesuai matematika sedekah, karena dengan sedekah satu akan dibalas sepuluh kali lipatnya. Aku pun tertarik pengen menerapkan ilmu sedekah tersebut, tapi aku gak punya uang, tapi aku belum berani bersedekah dengan harta yang aku miliki.Walau sudah banyak contoh dan kasus dari bersedekah sampai hartanya habis tak bersisa akhirnya memiliki harta yang berlipat-lipat.
Awal mula bersedekah hendaknya harus memaksakan diri, ikhlas ataupun nggak ikhlas harus berani kita keluarkan. Dengan terlatih secara rutin walau awalnya dengan keadaan terpaksa, secara perlahan-lahan dengan sendiri akan timbul keikhlasan dalam diri kita. Dan aku pun juga mempelajari ilmu sedekah melalui berbagai macam buku, sehingga kita bersedekah ada ilmunya. Secara bertahap kita bersedekah lalu kita mulai memperbaiki ibadah kita dari sholat, tingkah dan perilaku kita. Belajar mengaji Al -Quran dan ibadah-ibadah sunnah lainnya.
Alhamdulillah dari belajar bersedekah, akupun bisa mendapatkan jodohku. Akupun menikah pada tanggal 02 Maret 2007 di Sragen, Jawa Tengah. Akupun mengajak istriku ke Bali, dimana aku bekerja sebagai seorang PNS menjadi staf tata usaha pada sekolah SMK.
Di awal-awal pernikahan kami itu, kondisi keuanganku morat-marit, mulailah aku dan istri membenahi dari nol. Dari menikah pun aku mulai mendapatkan rezeki yaitu dengan menjadi freelance sebagai tenaga penginput data pajak di kantor perpajakan kurang lebih satu bulan.
Dan dari hasil yang didapat mulailah disisihkan 2,5 % untuk dizakatkan atau disedekahkan, disini aku belajar untuk memberikan hak-hak orang miskin yang membutuhkan. Dari jumlah uang atau gaji yang kecil aku coba sisihkan sedikit demi sedikit, setelah jumlahnya cukup kemudian kami salurkan ke lembaga zakat atau dengan memberikan kepada orang yang menurut kita cukup memerlukan bantuan.
Dengan belajar sedikit demi sedikit melatih kami untuk tidak pelit kepada orang-orang yang membutuhkan. Karena untuk mengeluarkan jumlah banyak kami belum bisa, dan ini kami lakukan secara rutin setiap mendapat tambahan rezeki, kami berusaha untuk wajib untuk menyisihkannya walau masih dalam jumlah sedikit, ini untuk melatih diri kami untuk membiasakan diri untuk tidak pelit sehingga pada suatu saat nanti bila penghasilannya sudah besar tidak akan mengalami kekagetan yang luar biasa karena penyisihan 2,5% dari penghasilan yang besar, jumlah penyisihan juga akan menjadi besar pula.
Walau selama belajar sedekah ini, kami belum mendapatkan balasan dari Allah sebesar 10 kali lipat seperti pengalaman orang-orang, tapi dari efek sedekah membawa kenyamanan dalam hidup kami. Rezekipun mulai mengalir walau tidak banyak, diberi kesehatan oleh Allah SWT, diberikan kesempatan bisa pulang ke Sragen, Jawa Tengah setiap tahun, bisa menabung dan memiliki sebidang tanah dan lain-lain sebagainya. Ini mungkin karena niat sedekah kami belum diimbangi dengan kualitas ibadah sholat kami dan ibadah-ibadah yang lainnya. Semoga kami dapat terus melaksanakan ilmu sedekah ini.
Untuk itu kami selalu bersabar dan belajar secara terus menerus semoga kegiatan sedekah kami menjadi kegiatan ibadah kami yang bisa dilaksanakan secara ikhlas. Sehingga Allah SWT dapat memberikan pahalanya dan mengaruniakan kepada kami keturunan yang sholeh dan sholeha, sehingga hidup kami menjadi lebih bermakna dan penuh keikhlasan. Jimbaran,12 Juni 2012 (fibri)

Tidak ada komentar: