Minggu, 12 Februari 2012

Sepeda Motor Sarana Transportasiku


31 Juli 1997 aku diwisuda di Program D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Aku dapat menyelesaikan pendidikanku kurang lebih selama tiga tahun.
Dalam menjalani kuliah aku menempuh perjalanan dengan menggunakan sepeda gayung. Aku gunakan ini karena kondisi orang tuaku yang memiliki penghasilan pas-pasan.Dan aku pun juga tidak pernah meminta orang tuaku untuk membelikan sepeda motor, karena aku sendiri pada saat itu belum bisa mengendarai sepeda motor.
Teman-temanku semua pada naik sepeda motor, namun aku tidak merasa malu. Aku pun jalani dengan apa adanya diriku ini.Sejak SD hingga SMA aku selalu sekolah dengan berjalan kaki dan ini kulakukan setiap harinya, karena sekolahku dekat dengan letak rumahku.
Dan sejak kuliah, aku menggunakan sepeda gayung, bus kampus untuk melaksanakan aktivitasku sebagai mahasiswa di kampus Universitas Udayana.
Setelah aku lulus kuliah,aku diterima sebagai CPNS Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bali. Dan pada saat melengkapi berkas pengangkatan CPNS aku mengendarai sepeda gayung ke Kantor Dinas Pendidikan danKebudayaan Povinsi Bali. Tapi aku cuek saja, karena aku belum memiliki sepeda motor, padahal semua orang yang ke kantor tersebut ada banyak yang naik motor dan mobil.Tapi semua kujalani dengan hati ikhlas.
Pada tanggal 13 Maret 1998, aku menerima SK Penempatan sebagai CPNS di SMKN 1 Kuta Selatan yang terletak di kawasan pariwisata Nusa Dua. Wow cukup jauh dari rumahku.Karena pada awal aku bekerja, kurang lebih enam bulan aku belum menerima gaji, pada saat berangkat kerja, selalu diantar ayahku. Aku turun di pinggir jalan dan meneruskan perjalanan ke tempat kerjaku dengan berjalan kaki yang jaraknya kurang lebih 500 meter. Terkadang pada saat perjalanan, ada murid-murid yang lewat dan menawari numpang di motornya. Oh sungguh malunya aku, masak sich seorang staf TU tidak bisa naik motor. Pulang kerja aku nebeng bareng temanku.
Setelah gaji pertama keluar, aku mencari kos terdekat dengan sekolah kurang lebih 2 km, tiap hari aku berjalan kaki atau menumpang angkutan yang saat itu hanya bertarif lima ratus rupiah dan turun di tepi jalan dekat jalanan menuju ke SMKN 1 Kuta Selatan.
Hingga pada akhirnya Pada bulan Juni 2004, aku membeli sebuah motor baru Honda Supra Fit. Pada saat itu aku sangat bahagia sekali bisa memiliki motor baru.Akupun mencobanya di sekitar kosku keliling beberapa kali. Namun belum berani membawa ke jalan raya, karena STNK nya belum turun.
Satu minggu kemudian, akhirnya STNK ku turun, akupun segera memasang plat motor , lalu pada saat itu aku membawa sepeda motor pulang ke Denpasar tempat orang tuaku.
Dengan perasaan takut dan was-was aku mengendarai sepeda motor, karena takut dengan tabrakan dan ditilang polisi karena melanggar. Dan lama-lama akupun bisa mengatasi perasaan was-wasku, akupun mulai pergi ke tempat yang sangat jauh untuk mengenali medan jalan raya.
Dan pada suatu ketika di tahun 2005, aku mengalami kecelakaan sepeda motor pada waktu malam hari, yang sempat membuatku trauma bepergian pada malam harinya.
Dengan kecelakaan tersebut, aku semakin berhati-hati naik sepeda motor dan selalu siap waspada, karena aku tidak mau kejadian konyol tersebut terulang lagi.Sepeda motorku telah membawaku mengenal pelosok-pelosok perkotaan di Kota Denpasar serta kawasan wisata Nusa Dua.
Kini sepeda motorku menjadi sepeda motor butut, karena sudah tidak model lagi, namun aku sangat senang dan merasa nyaman mengendarai, karena sepeda motor milik sendiri.

Jimbaran, 19 Januari 2012

Tidak ada komentar: