Kamis, 10 April 2014

Runtuhnya Persahabatan karena Penyadapan

Bocornya informasi penyadapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani Yudhoyono dan sejumlah pejabat dari Australia membuat geram dan marah masyarakat Indonesia, karena Australia yang selama ini sebagai Negara sahabat terdekat, tidak percaya dengan Indonesia, dengan aktifitas penyadapan dari intelejen Australia. Penyadapan ini membuat tersinggung semua masyarakat Indonesia dan terlebih lagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dengan adanya penyadapan ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Kepala Negara Indonesia meminta penjelasan dari PM Australia Tonny Abbot. Dan dari berita media yang berkembang selama ini, ternyata PM Australia tidak mau minta maaf dan merasa tidak bersalah. Hal ini membuat semakin kecewanya Pemerintah Indonesia, sehingga Pemerintah Indonesia memanggil Duta Besar Indonesia untuk Australia untuk kembali pulang ke Indonesia, Dan sejumlah pesawat F-16 ditarik kembali dari kerjasama militer yang telah dijalankan selama ini.
Dan berita saat ini Presiden SBY masih menunggu jawaban secara resmi dari PM Australia setelah mengirimkan surat permintaan penjelasan dari PM Australia. Jika PM Australia memohon maaf,maka hubungan Indonesia-Australia masih bisa dijalankan dengan baik, dan apabila PM Australia masih bersikukuh tidak mohon maaf kepada Pemerintah Indonesia, ke depannya akan membuat Pemerintah Indonesia akan meninjau ulang semua kerjasama yang pernah dilakukan antara Indonesia dengan Australia, dan apabila kondisi semakin memburuk bisa membuat putusnya hubungan diplomatik antara dua Negara sahabat.
Dari peristiwa bocornya penyadapan ini, telah membuat Pemerintah Indonesia bersikap lebih tegas dari biasanya. Ini membuat sejumlah elemen masyarakat juga menuntut Australia minta maaf pada pemerintah Indonesia. Jika Pemerintah dan elemen masyarakat memiliki pandangan yang sama terhadap penyadapan, ini menunjukkan bahwa dalam urusan yang menjunjung tinggi kedaulatan Negara, masyarakat dan Pemerintah Indonesia bisa kompak. Semoga ke depan juga masyarakat dan Pemerintah juga harus saling kerjasama sehingga tercipta Negara yang kuat dan kokoh, bebas dari campur tangan asing terutama dalam masalah privacy, sehingga kita dapat menunjukkan bahwa kita ini Negara kuat dan tidak tergantung pada satu Negara.
Dan buat Pemerintah Indonesia, ke depannya harus berhati-hati dan meningkatkan teknologi informasinya, sehingga Negara-negara lain tidak mudah menyadap informasi dari Pemerintah Indonesia.Tunjukkan bahwa Indonesia bisa maju dan menjadi Negara besar, jika dapat bersikap lebih tegas kepada Negara-negara yang selalu memandang sebelah mata kepada Indonesia.Majulah Indonesiaku, selamat berjuang.

Jimbaran, 22 November 2013
Fibri Aryanto,A.Md

Tidak ada komentar: