Bocornya
informasi penyadapan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ibu Ani
Yudhoyono dan sejumlah pejabat dari Australia membuat geram dan marah
masyarakat Indonesia, karena Australia yang selama ini sebagai Negara
sahabat terdekat, tidak percaya dengan Indonesia, dengan aktifitas
penyadapan dari intelejen Australia. Penyadapan ini membuat tersinggung
semua masyarakat Indonesia dan terlebih lagi Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono.
Dengan adanya penyadapan ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selaku Kepala Negara Indonesia meminta penjelasan dari PM
Australia Tonny Abbot. Dan dari berita media yang berkembang selama
ini, ternyata PM Australia tidak mau minta maaf dan merasa tidak
bersalah. Hal ini membuat semakin kecewanya Pemerintah Indonesia,
sehingga Pemerintah Indonesia memanggil Duta Besar Indonesia untuk
Australia untuk kembali pulang ke Indonesia, Dan sejumlah pesawat F-16
ditarik kembali dari kerjasama militer yang telah dijalankan selama ini.
Dan
berita saat ini Presiden SBY masih menunggu jawaban secara resmi dari
PM Australia setelah mengirimkan surat permintaan penjelasan dari PM
Australia. Jika PM Australia memohon maaf,maka hubungan
Indonesia-Australia masih bisa dijalankan dengan baik, dan apabila PM
Australia masih bersikukuh tidak mohon maaf kepada Pemerintah Indonesia,
ke depannya akan membuat Pemerintah Indonesia akan meninjau ulang semua
kerjasama yang pernah dilakukan antara Indonesia dengan Australia, dan
apabila kondisi semakin memburuk bisa membuat putusnya hubungan
diplomatik antara dua Negara sahabat.
Dari
peristiwa bocornya penyadapan ini, telah membuat Pemerintah Indonesia
bersikap lebih tegas dari biasanya. Ini membuat sejumlah elemen
masyarakat juga menuntut Australia minta maaf pada pemerintah Indonesia.
Jika Pemerintah dan elemen masyarakat memiliki pandangan yang sama
terhadap penyadapan, ini menunjukkan bahwa dalam urusan yang menjunjung
tinggi kedaulatan Negara, masyarakat dan Pemerintah Indonesia bisa
kompak. Semoga ke depan juga masyarakat dan Pemerintah juga harus saling
kerjasama sehingga tercipta Negara yang kuat dan kokoh, bebas
dari campur tangan asing terutama dalam masalah privacy, sehingga kita
dapat menunjukkan bahwa kita ini Negara kuat dan tidak tergantung pada
satu Negara.
Dan
buat Pemerintah Indonesia, ke depannya harus berhati-hati dan
meningkatkan teknologi informasinya, sehingga Negara-negara lain tidak
mudah menyadap informasi dari Pemerintah Indonesia.Tunjukkan bahwa
Indonesia bisa maju dan menjadi Negara besar, jika dapat bersikap lebih
tegas kepada Negara-negara yang selalu memandang sebelah mata kepada
Indonesia.Majulah Indonesiaku, selamat berjuang.
Jimbaran, 22 November 2013
Fibri Aryanto,A.Md
Tidak ada komentar:
Posting Komentar